KEMITRASEJAJARAN GENDER DI
IMMAWATI CAMP
IMMawati merupakan kubu ikatan
yang memegang peranan penting bagi kaum perempuan. Perempuan tidak hanya
dinilai dari paras cantiknya namun dinilai dari etika akhlaknya dan wawasan intelektualnya.
Perlu penguatan bagi kaum IMMawati untuk bisa menghadapi tantangan perempuan
saat ini. Pimpinan Komisariat Ikatan mahasiswa Muhammadiyah Jaktim telah
menyelenggarakan kegiatan IMMawati camp. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang
diperuntukkan oleh para kader dan pengurus IMMawati sedangkan para IMMawan
menjadi panitia di kegiatan tersebut. Tema
yang diusung dari kegiatan ini ialah Menciptakan
IMMawati Sejati dengan Membawa Nilai-Nilai Profetik dalam Pergerakan IMM. Para IMMawati tersebut
diharapkan menjadi individu yang kuat baik dari segi akhlaknya maupun
intelektualnya serta memiliki pandangan atau paradigma profetik. Pijakan etik profetik menurut
Kuntowijoyo adalah derivasi dari misi historis Islam dalam surat Al-Imran 110 :
“ Kamu adalah umat
yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan
mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab
beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” Dengan kata lain, Humanisasi yang
berpijak pada konsep amar ma’ruf yaitu menegakkan kebajikan. Liberasi berpijak
pada konsep nahi munkar yaitu melakukan perlawanan terhadap segala bentuk keburukan. Dalam konteks gender
adalah pembebasan kesadaran yang ditentukan oleh jenis kelamin kemitrasejajaran
antara laki-laki dan perempuan dalam perspektif gender. Transendensi bepijak
pada tu’minuna bi Allah (beriman kepada Allah) dengan menjadikan nilai keimanan
sebagai bagian penting dan proses membangun peradaban. Maka humanisasi dan
liberasi berdasar pada transendensi.
Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari,
satu malam dikampus fkip pasar rebo dan satu malam di agro wisata gunungmas.
Semerbak angin sejuk dan indahnya alam ciptaan Allah, Ketika mereka berada di
gunung mas, Mereka di ajak untuk bisa mandiri, mulai dari mendirikan tenda dan
memasak. Tampak terasa kekeluargaan diantara mereka untuk saling gotong royong
dan membantu satu sama lain.
Disamping itu, mereka pun diberi
penguatan wawasan dengan diberikannya beberapa materi. Materi yang diusung pada
kegiatan ini antara lain, filsafat wanita, etika sosial muslimah dan gerakan
IMMawati.
Kehendak Allah memang bermacam-macam,
pada saat mereka sedang mengkaji salah satu materi, hujan deras pun datang.
Hujan beserta angin membuat materi yang tadinya berada di lapangan berpindah ke
salah satu tenda. Para IMMawan sibuk untuk membangun kembali tenda yang ambruk
dikarenakan hujan dan angin begitu deras.
Hujan pun reda, namun kondisi beberapa
tenda tampak tidak layak dan tidak memungkinkan untuk ditempati. Oleh karena
itu, untuk melanjutkan kegiatan serta materi, tempat untuk bersama-sama
mengkaji materi berpindah ke sekolah yang berada dekat lokasi kami berkemah.
Hari pun semakin malam, para IMMawati
diajak untuk berkumpul dengan mengelilingi api unggun pada tengah malam yang
sunyi diselimuti oleh dinginnya hembusan angin malam yang menggigil. Memandang
hangatnya api unggun yang kian menipis, mereka merefleksikan diri untuk menjadi
individu IMMawati yang sejati. Dilain pihak para IMMawan bergotong royong untuk
menyiapkan masakan untuk makan malam bersama-sama.
Dipagi hari yang cerah dengan belaian
sinar matahari pagi, mereka diajak untuk berolahraga sambil berkeliling di
daerah tersebut. Para IMMawan sekali lagi saling bergotong royong untuk
menyiapkan masakan.
Kegiatan ini diakhiri dengan diskusi
paripurna dari semua materi yang didapat oleh masing-masing kelompok ditengah
lapang yang hijau. Setelah itu, para IMMawati dan IMMawan saling membantu untuk
menurunkan tenda-tenda dan kembali pulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar