Selasa

KORUPSI , LAWAN !

KORUPSI , LAWAN !


Oleh: Ahmad Sholeh[2]
Secara etimologi korupsi berasal dari kata Corruptio yang berarti rusak atau bobrok. Secara epistemologi korupsi berarti perilaku curang dalam menjalankan suatu pekerjaan yang berkaitan dengan ketidakjujuran dalam hal laporan keuangan dalam perusahaan atau pemerintah. Maka sudah jelas bahwasannya tindakan korupsi adalah tindakan yang merusak perekonomian bangsa hari ini.
Dalam sejarahnya tindakan korupsi mulai muncul di Indonesia sejak zaman kerajaan dimana tindakan para penguasa kerajaan dengan bengisnya meraup upeti dari rakyat. Hal serupa terjadi pada masa kolonial belanda, dimana para penjajah memeras rakyat Indonesia dengan sangat kejam. Pada era orde baru muncul kebijakan yang bersifat menguntungkan personal, hal ini tentu menjadi cikal bakal lahirnya sifat korup dalam tubuh pemerintahan itu sendiri karena adanya pemanfaatan kekuasaan untuk memperkaya diri juga sikap feodal yang menjadi cikal bakal lahirnya tindakan korupsi. Hingga kini, wabah besar yang kini mendunia ini semakin berkembang di Indonesia, bukan hanya pejabat elit pemerintahan tapi seluruh elemen pemerintahan dan penguasa berpotensi untuk melakukan tindak korupsi.
Hadirnya KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) sebagai lembaga pengawas dan penyelidik tindak korupsi di Indonesia tidak bisa kita ragukan eksistensinya, karena sampai saat ini KPK masih berjibaku dengan berbagai perkara korupsi di negeri ini. Namun, kehadiran KPK nyatanya tidak bisa menjadi solusi yang efektif terhadap pemberantasan korupsi di Indonesia. Yang bisa dilakukan oleh KPK hanya sebatas meminimalisir kasus korupsi di Indonesia. Hal ini menjadi konsekuensi logis ketika KPK pun masih bergerak di bawah wewenang sang pemangku kebijakan. Hal ini disampaikan pada acara PIR31 (Pesantren Itikaf Ramadhan) oleh salah satu tim KPK di Yogyakarta, “bahwasannya untuk membentuk tim KPK di tingkat daerah terjadi kesulitan dalam hal perizinan dari pemerintah setempat”.
Dalam top rank korupsi dunia Indonesia saat ini menempati posisi ke 114 naik dari peringkat semula 118 dari 177 negara yang terdaftar di dunia (hasil riset lembaga pengawas korupsi dunia, Tranparency International 2013). Hal ini menunjukkan adanya peningkatan tindak korupsi di Indonesia yang menandakan bobroknya moralitas bangsa kita hari ini.
Jika kita berbicara masalah korupsi tentu kita akan melihat dampak atau kerugian apa yang diperoleh dari tindak korupsi. Dampak dari tindakan korupsi diantaranya yaitu timbulnya kesenjangan di masyarakat, pengembangan pendidikan terhambat, APBN jebol dan banyak kerugian-kerugian yang mungkin tidak kasat mata seperti kerusakan moral dan akhlak, terkikisnya kejujuran dalam diri manusia, dan lain sebagainya.
Konsekuensi logis dari rusaknya moral dan akhlak yang terjadi turun-temurun di negeri ini, maka kita sebagai generasi muda yang berkesadaran haruslah menghentikan segala sifat yang menjadi cikal bakal timbulnya tindakan corruptio (bobrok). Yaitu dengan membangun pondasi tauhid yang kokoh dan mentransformasikan nilai-nilai keIslaman dalam kehidupan sosial, berbangsa, dan bernegara. Jadi, bangunlah kesadaran itu mulai dari diri kita sendiri dan orang-orang terdekat kita, tolak tindakan korupsi dan segala macam potensi korupsi. Maka ketika kita mendengar kata “korupsi” hanya ada satu kata untuk menjawabnya, Lawan !!!.
Selamat hari anti-Korupsi. Semoga bermanfaat.

[1] PK IMM FKIP UHAMKA: Dalam Rangka Memperingati Hari Anti Korupsi se-Dunia.
[2] Penulis adalah Ketua Umum PK IMM FKIP UHAMKA 2013-2014
- Gambar diperoleh dari bali-network.blogspot.com

GURU BERSENJATA



“GURU BERSENJATA”
Oleh : Salmafajar

“Telah lama kita bersama dalam sebuah tumpuan ilmu, mari kita kenang bersama akan jasanya seorang guru” ini adalah sepenggalan lirik lagu “Jasa Guru” yang saya kenal saat duduk dibangku SMA.
Saya dengar, para guru terdahulu dengan semangat mengajar didepan para siswanya, dengan sabar menunggu siswa-siswinya yang sedang mengerjakan tugas, serta telaten dalam membimbing anak didiknya. Namun, hampir tidak pernah saya rasakan  itu semua. Hanya ada guru yang memberi tugas, lalu pergi meninggalkan kelas, serta akan marah-marah saat tugas yang diberikan belum juga rampung.
Ada juga salah satu sekolah yang secara tidak sengaja saya temukan, terdapat guru-guru yang sangat keras terhadap murid-muridnya. Entah siapa yang salah, setiap hari sebelum memulai kegiatan belajar mengajar, ada saja guru yang marah dengan mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas diucapkan oleh seorang pendidik.
Lantas, bukan rasa takut yang terjadi pada para siswanya, melainkan jawaban-jawaban dan kata-kata kurang sopan yang mereka lontarkan. Hanya membuang-buang energi dan tak ada manfaatnya untuk sang murid.  Ini bukanlah senjata yang tepat bagi seorang guru. Bersikap serta berfikir kreatif, lebih tepat untuk dijadikan senjata. Karena kecerdasaan tak akan ada artinya jika tidak dikembangkan melalui krativitas. Guru yang kreatif sekuat mungkin akan menahan kemarahannya dan akan memanfaatkan energinya untuk hal-hal yang lebih bermanfaat bagi dirinya dan siswanya. Karena baginya, kemarahan hanya akan menunjukkan akalnya yang tumpul. Inilah sikap guru yang membuat nyaman para siswanya.
Sedikit dialog yang saya kutip dari novel “Dilanku” karya Pidibaiq :
“ Guru itu, digugu dan ditiru. Kalau dia mengajariku menampar, aku juga akan menampar.”  
semoga kutipan novel ini bisa menjadi bahan renungan untuk kita, selaku calon-calon guru mulia bangsa. Jangan pernah jadikan jabatan “Guru” sebagai alat kuasa untuk berbuat sewenang-wenang J .

Selamat Hari Guru 25 November 2013


Selamat Hari Guru 25 November 2013-  
Hari Guru Nasional Dan Peran Guru Bagi Pendidikan Indonesia
oleh salma

Hari Guru Nasional Indonesia yang diperingati tanggal 25 November tiap tahunnya. Di hari guru ini mari kita bahas tentang wajah pendidikan serta peran guru. Salah satu yang penting dalam pembentukan kapasitas manusia adalah “guru”. Guru beserta orangtua memiliki tanggung jawab sosial sebagai pendidik. Peran seorang guru sangatlah penting dan bisa dibilang berharga.
Namun di Hari Guru yang jatuh pada tanggal 25 November ini, apakah kinerja guru di Indonesia mampu menghasilkan kualitas kinerja yang baik dalam konteks sekolah dan hubungannya dengan masyarakat. Apakah mencerminkan hasil dari nilai-nilai, etika, metode pengajaran yang efektif?
Pendidikan tidak selalu berarti sekolah. Pendidikan memiliki cakupan yang luas dibanding sekolah formal misalnya. Pendidikan dapat mengubah masyarakat, maka dari itu peran guru dan sekolah perlu dikembangkan dan diperkuat.
Kita sebagai seorang guru disekolah ataupun dirumah harus mampu menciptakan dinamika dalam kegiatan, misalnya kebebasan untuk bertanya, pernyataan atau mengusulkan. Guru dalam sistem pendidikan haruslah bertindak sebagai agen perubahan. Pendidikan yang diberikan oleh guru harus memberikan kesadaran bagi siswa tentang peran yang dimainkannya dalam kehidupan sosial dan budaya.
Pendidikan harus diselenggarakan dengan prinsip-prinsip demokrasi dan keadilan sosial melalui praktek pendidikan yang bertanggung jawab.
Bagi kamu para calon guru, dan merasa bangga sebagai seorang guru, saya ucapkan selamat “Hari Guru”, semoga dengan komitmennya terhadap pendidikan, akan mampu membuat generasi yang kuat dan cerdas, serta mampu memajukan kehidupan bangsa ini. Sehingga terbentuk sebuah peradaban bangsa Indonesia yang adil, sejahtera, maju dan tetap menjaga nilai-nilai tradisi, amin. (camon)

Senin

Bersyukurkah Kita



ROSSHASNI | NURUL AIN JAMALUDDIN
Syukur! Adakah kita sudah bersyukur atas nikmat yang diberikan pada kita hari ini, semalam, dan hari-hari yang telah kita lalui?
Pernahkah kita menghitung jumlah nikmat yang diberikan oleh Allah SWT? Sesungguhnya, kita tidak akan bisa menghitung satu persatu nikmat dari-Nya.
"Dan jika kamu menghitung nikmat Allah (yang dilimpahkannya kepada kamu), tiadalah kamu akan dapat menghitungnya satu persatu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani."
(Surah An-Nahl, ayat 18)
Kita bisa saja bilang "Ya! Aku mengakui nikmat yang diberi oleh Allah SWT, dan aku amat bersyukur."
Benarkah? Benarkah kita telah bersyukur? Bagaimanakah cara kita mensyukuri nikmat Allah? Ikhlaskah kita dalam menjalani kehidupan ini keranaNya? Hanya Allah yang Maha Mengetahui...
"Dan demikianlah Kami uji sebahagian dari mereka (yang kaya raya) dengan sebahagian yang lain (yang fakir miskin); lalu orang-orang yang kaya itu berkata (kepada orang-orang fakir miskin yang beriman): 'Inikah orang-orangnya yang telah dikurniakan nikmat oleh Allah kepada mereka di antara kami?' (Allah berfirman): 'Bukankah Allah lebih mengetahui akan orang-orang yang bersyukur?'"
(Surah Al-An'aam , ayat 53)
Pernahkah terbayang dalam fikiran kita jika oksigen yang kita hirup dikenakan bayaran?
Pernahkah terbayang dalam fikiran kita jika air di bumi kering kerontang?
"Subhanallah, Maha Suci Allah. Rasanya tidak cukup kita mensyukuri nikmatNya dengan hanya mengucapkan Alhamdulillah.
Namun kebanyakan dari kita menganggap nikmat-nikmat yang Allah berikan adalah suatu yang biasa saja.
"Mereka mengetahui nikmat Allah (yang melimpah-limpah itu), kemudian mereka tergamak mengingkarinya; dan kebanyakan mereka pula ialah orang-orang yang kufur ingkar."
(Surah An-Nahl, ayat 83)
Jika difikirkan, setiap peristiwa yang berlaku dalam kehidupan kita mempunyai hikmah dibaliknya - apabila kita ditimpa sakit, mungkin Allah ingin mengingatkan kita tentang nikmat kesehatan yang kita anggap ringan selama ini. Apabila kita mengalami kesempitan harta, mungkin Allah ingin mengajarkan kita untuk berhemat.
Semoga kita adalah kalangan orang-orang yang mensyukuri nikmat-nikmat yang Allah berikan. (camon)